Perekonomian Dan UMKM di Konkep Tumbuh Pesat Sejak Hadirnya Investasi Pertambangan

Investasi
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
banner 120x600

WAWONII – Kehadiran investasi pertambangan di Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Salah satunya sejak hadirnya PT Gema Kreasi Perdana (GKP) yang merupakan sebuah perusahaan bergerak pada bidang pertambangan di Konkep. Hadirnya perusahaan ini, mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

Berbagai jenis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) milik masyarakat terus bermunculan. Mulai dari usaha perdagangan, rumah kos, perbengkelan hingga rumah makan dan warung kopi (Warkop) tumbuh subur di sekitar lokasi perusahaan.

Baca Juga : PT GKP Taat Hukum, Tegaskan Tidak Ada Penerobosan Lahan Warga

Hal itu dirasakan oleh Ginawan, salah satu warga di Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konkep. Sebelumnya kehadiran PT GKP, ia tidak memiliki usaha. Namun kini sudah memiliki usaha Warkop dan bahkan ramai pembeli setiap harinya.

“Kalau kita lihat, sejak kehadiran perusahaan di sini, geliat ekonomi benar-benar mulai tampak. Rumah kontrakan banyak dibangun, warung-warung makan bermunculan, berbagai kegiatan usaha juga mulai bermunculan,” ujarnya.

Tidak jauh beda dirasakan oleh warga lainnya yang ada di Desa Dompo-dompo Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara. Salah satunya warga Bernama Asmin kini telah mampu mandiri mendirikan sebuah usaha bengkel motor.

Baca Juga : Komitmen PT GKP Jaga Kearifan Lokal Dan Bertanggung Jawab Menyelesaikan Persoalan Lahan

Asmin mengaku, dalam sebulan minimal ia menghabiskan tujuh dus oli. Dalam satu dus, berisi 24 botol oli. Padahal, sebelum ada perusahaan tambang, paling banyak ia hanya menghabiskan 3 dus oli dalam sebulan.

“Itu hanya untuk hitungan yang ganti oli saja. Belum lagi untuk perbaikan komponen lain. Makanya dalam satu minggu, saya mendapatkan kiriman dari toko sparepart di Kendari, dua kali. Kalau hanya satu kali pengiriman, barang banyak yang kosong,” ungkapnya.

Asmin menyebut, sejak kehadiran perusahaan tambang di wilayah Rokoroko Raya, bengkelnya semakin ramai. Karena itu, kehadiran perusahaan tambang, banyak memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.

“Saya berharap, perusahaan bisa terus beroperasi, sehingga dampak positif yang sudah dirasakan ini, bisa terus berlanjut dan bertumbuh. Selain masyarakat sekitar, pelanggan utama adalah karyawan perusahaan,” harapnya.

Pertumbuhan Ekonomi Berdasar Data BPS

Hasil laporan Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 menyebutkan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Konawe Kepulauan mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Angka kemiskinan menurun, jumlah kesempatan kerja meningkat dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami pertumbuhan. Investasi pertambangan menjadi salah satu katalis pertumbuhan. Masyarakat lingkar tambang menikmati hasil positif kehadiran investasi tambang di Pulau Wawonii.

Dalam laporan BPS disebutkan, pada 2021, PAD Kabupaten Konawe Kepulauan sebesar 11,748.805 miliar. Kemudian pada 2022, meningkat menjadi 12,930.685 miliar. Sementara pada 2023, jumlah PAD di Konkep kembali naik menjadi 16,179.521 miliar.

Demikian juga dengan angka kemiskinan, mengalami penurunan. Di tahun 2021, berjumlah 5.98 ribu jiwa. Kemudian pada 2022, turun menjadi 5.47 ribu jiwa dan di 2024, kembali turun menjadu 5.44 ribu jiwa. Presentase penduduk miskin pun turun, dari 17,81 persen di 2021, turun menjadi 16.15 persen di tahun 2022 dan pada 2023 menjadi 15.90 persen.

Pun demikian dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam tiga tahun terakhir, data yang dipaparkan BPS memperlihatkan IPM Kabupaten Konkep, terus meningkat. Pada 2021 IPM Kabupaten Konawe Kepulauan sebesar 65.73 persen. Kemudian pada tahun 2022, naik mrnjadi 66, 69 persen dan di tahun 2023 menjadi 67,32 persen.

Tren pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Konkep ini, disokong oleh adanya investasi pertambangan di Wawonii, yang mulai berjalan dalam dua tahun terakhir. Kehadiran investasi pertambangan, selain berdampak kepada pertumbuhan ekonomi daerah, juga memberi manfaat langsung kepada masyarakat lingkar tambang.

Angka Kemiskinan Menurun Menurut Data Bappeda Konkep

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Konkep, Safiuddin Alibas, menjelaskan berdasarkan data analisis pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Konkep, alami peningkatan dari tahun ke tahun.

Hal ini, dipicu dengan hadirnya investasi bidang pertambangan yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan PAD di Konkep juga alami peningkatan. Kondisi ini berdampak pada daya beli masyarakat yang semakin tinggi,karena adanya faktor pendapatan yang juga naik.

“Jadi kalau dibilang jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Konkep itu meningkat, tidak benar. Justru sebaliknya, nilai pendapatan meningkat dibuktikan dengan banyaknya sekarang UMKM dan usaha masyarakat yang semakin ramai,” terangnya.

Lanjut Safiuddin, terkait data garis kemiskinan meminta agar tidak disalah tafsirkan penjelasannya. Garis kemiskinan meningkat yang dimaksud dalam data BPS bukan berarti kasus masyarakat miskinnya naik.

“Jadi yang dimaksud Garis Kemiskinan dalam BPS itu adalah sebuah metode ukur untuk mengetahui jumlah pengeluaran penduduk perkapita per bulan. Kalau ditertulis garis kemiskinan naik angka persentasenya, itu berarti jumlah pengeluaran tinggi. Sedangkan Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *